Peninggalan Candi Candi Pada Masa Sanjaya Maupun Syailendra

Peninggalan Candi Candi Pada Masa Sanjaya Maupun Syailendra

Peninggalan Candi-Candi pada Masa Sanjaya dan Syailendra: Saksi Bisu Kejayaan Peradaban Mataram Kuno

Berkelana menyusuri jejak sejarah tanah air, kita tak lepas dari kemegahan candi-candi yang tersebar di berbagai penjuru Nusantara. Dua di antara periode yang tersohor dalam sejarah pembangunan candi adalah masa Sanjaya dan Syailendra. Candi-candi peninggalan kedua dinasti ini menjadi bukti nyata kekayaan budaya dan kemajuan peradaban bangsa Indonesia pada masa lampau.

Sanjaya, sebagai pendiri Kerajaan Mataram Kuno, mengawali pembangunan candi sekitar abad ke-7. Candi yang dibangun pada masa ini memiliki ciri khas bercorak Hindu-Syiwa, seperti Candi Prambanan, Candi Sewu, dan Candi Plaosan. Di sisi lain, Syailendra, yang menggantikan Sanjaya pada abad ke-8, membangun candi bercorak Buddha Mahayana, seperti Candi Borobudur, Candi Mendut, dan Candi Sari.

Candi-Candi Masa Sanjaya

Candi-candi masa Sanjaya umumnya dibangun dengan teknik tata batu yang apik, dimana setiap balok batu disusun rapi tanpa menggunakan perekat. Bangunan candi terdiri dari tiga bagian utama, yaitu kaki, tubuh, dan atap. Bagian kaki berfungsi sebagai pondasi yang menopang seluruh bangunan, sementara tubuh candi merupakan ruang utama yang digunakan untuk kegiatan keagamaan. Adapun atap candi biasanya berbentuk stupa atau meru, yang melambangkan puncak gunung suci.

Beberapa candi masa Sanjaya yang terkenal antara lain:

  • Candi Prambanan: Candi Hindu terbesar di Indonesia yang terdiri dari tiga candi utama yang didedikasikan untuk Dewa Siwa, Brahma, dan Wisnu.
  • Candi Sewu: Candi Hindu terbesar kedua di Indonesia yang memiliki 249 candi kecil yang mengelilingi candi utama.
  • Candi Plaosan: Candi Hindu yang memiliki dua candi kembar yang didedikasikan untuk Siwa dan Buddha.
Baca Juga:   Nama Akun Dalam Akuntansi Bahasa Inggris Dan Artinya

Candi-Candi Masa Syailendra

Candi-candi masa Syailendra dibangun dengan teknik pahat yang lebih halus dibandingkan candi-candi masa Sanjaya. Candi-candi ini juga memiliki ukiran relief yang lebih banyak dan detail, yang menggambarkan kisah-kisah kehidupan Buddha dan ajaran-ajarannya. Berbeda dengan candi-candi Hindu yang berbentuk segitiga, candi-candi Buddha masa Syailendra umumnya berbentuk bulat atau persegi panjang.

Beberapa candi masa Syailendra yang terkenal antara lain:

  • Candi Borobudur: Candi Buddha terbesar di Indonesia yang memiliki 10 tingkat dan dihiasi dengan 2.672 panel relief Buddha.
  • Candi Mendut: Candi Buddha yang menjadi bagian dari komplek Candi Borobudur, yang digunakan sebagai tempat persiapan sebelum ziarah ke Candi Borobudur.
  • Candi Sari: Candi Buddha yang terletak di dekat Candi Borobudur, yang memiliki stupa induk yang dikelilingi oleh empat stupa kecil.

Tren dan Perkembangan Modern

Peninggalan candi-candi pada masa Sanjaya dan Syailendra terus menjadi pusat perhatian dan penelitian para arkeolog dan sejarawan. Di era modern, perkembangan teknologi telah mempermudah penelitian dan konservasi candi-candi ini. Misalnya, teknologi pemindaian laser digunakan untuk membuat model 3D yang akurat dari candi-candi, yang dapat digunakan untuk merencanakan restorasi dan konservasi.

Selain itu, media sosial dan platform online lainnya telah menjadi alat yang ampuh untuk mempromosikan candi-candi dan menarik minat wisatawan. Melalui media sosial, orang-orang dapat berbagi foto, cerita, dan pengalaman mereka mengunjungi candi-candi, yang dapat menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama.

Tips dan Saran Ahli

Untuk mendapatkan pengalaman yang lebih lengkap dan berkesan saat mengunjungi candi-candi, ada beberapa tips dan saran dari para ahli yang dapat diikuti:

  • Pelajari sejarah dan latar belakang candi sebelum mengunjunginya, agar dapat lebih memahami makna dan keunikannya.
  • Datang pada waktu yang tepat, seperti saat matahari terbit atau terbenam, untuk mendapatkan pencahayaan yang optimal untuk foto dan menikmati suasana yang berbeda.
  • Hormati candi sebagai tempat suci dan ikuti peraturan yang berlaku, seperti tidak merokok atau membuat keributan.
Baca Juga:   10 Contoh Perubahan Dan Keberlanjutan Dalam Sejarah Indonesia

Dengan mengikuti tips tersebut, pengunjung dapat lebih menghargai dan menikmati keindahan serta kekayaan sejarah yang tersimpan dalam candi-candi peninggalan masa Sanjaya dan Syailendra.

FAQ

Q: Apa perbedaan utama antara candi-candi masa Sanjaya dan Syailendra?
A: Candi-candi masa Sanjaya bercorak Hindu-Syiwa, sedangkan candi-candi masa Syailendra bercorak Buddha Mahayana.

Q: Apa candi paling terkenal dari masa Sanjaya dan Syailendra?
A: Candi Prambanan dan Candi Borobudur.

Q: Bagaimana cara terbaik untuk mempelajari tentang candi-candi ini?
A: Mengunjungi candi secara langsung, membaca buku dan artikel, serta mengikuti tur berpemandu yang dipimpin oleh ahli.

Kesimpulan

Peninggalan candi-candi pada masa Sanjaya dan Syailendra merupakan bukti kejayaan peradaban Mataram Kuno yang tak ternilai. Candi-candi ini tidak hanya memiliki nilai sejarah dan arsitektur yang tinggi, tetapi juga menjadi simbol kebudayaan dan spiritual yang terus menginspirasi masyarakat Indonesia hingga sekarang. Dengan menjaga dan melestarikan candi-candi ini, kita dapat terus belajar dari masa lalu dan mewariskan kekayaan budaya kita kepada generasi mendatang.

Apakah Anda tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang peninggalan candi-candi dari masa Sanjaya dan Syailendra?

Tinggalkan komentar