Naskah Drama Bawang Merah Bawang Putih 7 Orang

Naskah Drama Bawang Merah Bawang Putih 7 Orang

Naskah Drama Bawang Merah Bawang Putih (7 Orang)

Pengantar

Kisah Bawang Merah dan Bawang Putih merupakan dongeng klasik Indonesia yang sarat dengan nilai-nilai moral. Dongeng ini telah diadaptasi ke dalam berbagai bentuk, termasuk drama. Berikut ini adalah naskah drama bawang merah bawang putih yang dapat dipertunjukkan oleh 7 orang.

Cerita ini mengisahkan tentang dua saudara perempuan, Bawang Merah dan Bawang Putih. Bawang Merah adalah anak yang iri dan jahat, sementara Bawang Putih adalah anak yang baik dan pekerja keras. Perbedaan sifat ini memicu serangkaian kejadian yang menyedihkan bagi Bawang Putih.

Kisah di Balik Naskah

Sosok Bawang Merah dan Bawang Putih

Bawang Merah digambarkan sebagai anak yang egois, pemalas, dan iri. Ia selalu merasa cemburu pada Bawang Putih yang lebih cantik dan disukai oleh orang tua mereka. Sementara itu, Bawang Putih digambarkan sebagai anak yang baik hati, pekerja keras, dan penyabar. Ia selalu berusaha menyenangkan orang tuanya dan menolong siapa pun yang membutuhkan.

Konflik dan Resolusi

Konflik utama dalam naskah ini adalah perselisihan antara Bawang Merah dan Bawang Putih. Bawang Merah selalu mencari cara untuk menyiksa dan menyingkirkan adiknya. Berbagai upaya Bawang Merah selalu gagal karena kebaikan dan ketekunan Bawang Putih. Pada akhirnya, Bawang Merah menerima hukuman atas kejahatannya, sementara Bawang Putih mendapat kebahagiaan dan hidup sejahtera.

Tokoh dan Naskah

  • Bawang Merah: Anak yang iri dan jahat
  • Bawang Putih: Anak yang baik hati dan pekerja keras
  • Ibu: Ibu dari Bawang Merah dan Bawang Putih
  • Ayah: Ayah dari Bawang Merah dan Bawang Putih
  • Pangeran: Pangeran yang menolong Bawang Putih
  • Peri: Peri yang membantu Bawang Putih
  • Raksasa: Raksasa yang mencoba mencelakai Bawang Putih
Baca Juga:   Mengapa Para Ahli Melakukan Penelitian Manusia Purba Di Bantaran Sungai

Naskah Drama

[Adegan 1]

(Bawang Merah dan Bawang Putih berada di rumah mereka.)

Bawang Merah: Aduh, aku bosan. Aku tidak ingin melakukan apa-apa.

Bawang Putih: Bagaimana bisa kamu berkata seperti itu? Kita harus membantu Ibu.

Bawang Merah: Memangnya kenapa? Ibu tidak akan memarahiku. Dia lebih sayang padaku daripada padamu.

Bawang Putih: Itu tidak benar. Ibu sayang kita berdua sama besar.

Bawang Merah: Tidak, itu tidak benar. Akulah anak kesayangannya. (Pergi meninggalkan Bawang Putih)

[Adegan 2]

(Bawang Putih sedang menyapu halaman.)

Ibu: Bawang Putih, tolong ambilkan air di sumur.

Bawang Putih: Baik, Bu.

[Bawang Putih pergi ke sumur. Bawang Merah bersembunyi di balik pohon.]

Bawang Merah: (Berbisik) Ini kesempatan bagus untukku. Aku akan mendorongnya ke dalam sumur.

[Bawang Merah mendorong Bawang Putih ke dalam sumur.]

Bawang Putih: (Berteriak) Tolong! Ibu! Ayah!

Tinggalkan komentar