Mengapa Indonesia Menjadikan Bhineka Tunggal Ika Sebagai Semboyan Negara

Mengapa Indonesia Menjadikan Bhineka Tunggal Ika Sebagai Semboyan Negara

Mengapa Indonesia Mengjadikan “Bhinneka Tunggal Ika” sebagai Semboyan Negara?

Di tengah keragaman budaya, bahasa, dan agama yang melekat pada setiap jengkal tanahnya, Indonesia memilih semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” sebagai representasi persatuan dan keutuhan bangsa. Semboyan ini memiliki makna yang mendalam dan telah menjadi pijakan bagi perjalanan bangsa Indonesia hingga saat ini.

Semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti “berbeda-beda tetapi tetap satu”. Ungkapan ini pertama kali muncul dalam kitab Sutasoma karya Mpu Tantular pada abad ke-14. Dalam kitab tersebut, semboyan ini digunakan untuk menggambarkan keharmonisan antara umat Buddha dan umat Hindu pada masa Kerajaan Majapahit.

Semboyan Persatuan dalam Keberagaman

Dipilihnya “Bhinneka Tunggal Ika” sebagai semboyan negara merefleksikan kenyataan Indonesia yang sangat beragam. Dari Sabang sampai Merauke, terdapat lebih dari 1.300 suku bangsa yang tersebar di ribuan pulau. Setiap suku bangsa memiliki bahasa, adat istiadat, dan tradisi yang khas.

Selain keberagaman suku bangsa, Indonesia juga memiliki keragaman agama. Mayoritas penduduk Indonesia memeluk agama Islam, namun terdapat pula pemeluk agama Kristen, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Perbedaan keyakinan ini menjadi tantangan sekaligus kekayaan yang harus dijaga.

Sejarah dan Makna Semboyan

Semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” secara resmi ditetapkan sebagai semboyan negara Indonesia pada tanggal 15 Agustus 1945. Penetapan ini dilakukan oleh Komite Persiapan Kemerdekaan Indonesia (KPNI) yang bertugas mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.

Makna semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” sangat mendalam. Ungkapan “Bhinneka” menunjukkan keberagaman yang ada di Indonesia, sedangkan “Tunggal Ika” melambangkan persatuan dan kesatuan bangsa. Semboyan ini menjadi pengingat bahwa meskipun terdapat perbedaan, bangsa Indonesia harus tetap bersatu untuk mencapai tujuan bersama.

Baca Juga:   Apa Isi Ikrar Sumpah Pemuda Tanggal 28 Oktober 1928

Implementasi dalam Kehidupan Berbangsa

Semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” bukan sekadar kata-kata yang tertera pada lambang negara. Semboyan ini harus diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Bangsa Indonesia harus menjunjung tinggi toleransi dan saling menghormati antar sesama. Perbedaan suku, agama, ras, dan golongan tidak boleh menjadi penghalang persatuan. Setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam membangun bangsa.

Tips dan Saran bagi Pembaca

Sebagai warga negara Indonesia, kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”. Berikut beberapa tips dan saran bagi pembaca:

  • Belajar menghargai perbedaan yang ada di Indonesia.
  • Memupuk sikap toleransi dan saling menghormati antar sesama.
  • Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, serta menghindari perpecahan.

Dengan menerapkan tips di atas, kita dapat berkontribusi dalam menjaga keutuhan bangsa Indonesia dan mewujudkan cita-cita luhur para pendiri bangsa.

Tanya Jawab Umum

  1. Apa makna semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”?

    Artinya “berbeda-beda tetapi tetap satu”.

  2. Kapan semboyan ini ditetapkan sebagai semboyan negara Indonesia?

    15 Agustus 1945.

  3. Apa saja contoh implementasi semboyan ini dalam kehidupan berbangsa?

    Menjunjung tinggi toleransi, saling menghormati, dan menjaga persatuan.

Kesimpulan

Semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” menjadi identitas dan pedoman bagi bangsa Indonesia dalam menjaga persatuan dan keutuhan bangsa. Semboyan ini harus terus diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara agar Indonesia tetap menjadi negara yang kuat dan harmonis.

Apakah Anda tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” dan implementasinya dalam kehidupan berbangsa? Silakan tinggalkan komentar atau hubungi kami untuk informasi lebih lanjut.

Tinggalkan komentar