Kenapa Di Dalam Ka’Bah Dilarang Melihat Ke Atas

Kenapa Di Dalam Ka'Bah Dilarang Melihat Ke Atas

Kenapa Di Dalam Ka’bah Dilarang Melihat Ke Atas?

Saat menunaikan ibadah haji atau umrah, banyak jamaah yang penasaran dengan bagian atas Ka’bah. Mereka bertanya-tanya apa yang ada di sana dan mengapa mereka dilarang melihatnya. Dalam artikel ini, kita akan mengupas alasan larangan tersebut dan mengungkap fakta-fakta menarik seputar bagian atas Ka’bah.

Sebagai umat Islam, kita semua tahu bahwa Ka’bah adalah kiblat, arah yang kita tuju untuk shalat. Bentuknya kubus dengan tinggi sekitar 15 meter dan lebar sekitar 12 meter. Dindingnya terbuat dari batu granit dan ditutupi dengan kiswah, kain hitam berhias kaligrafi emas.

Atap Ka’bah

Berbeda dengan bangunan modern yang memiliki atap datar atau segitiga, Ka’bah tidak memiliki atap dalam pengertian umum. Bagian atasnya terbuka sehingga jamaah dapat melihat langsung ke langit.

Namun, pada tahun 692 H (1293 M), Sultan Lajin dari Mesir membangun atap sementara di atas Ka’bah untuk melindungi Hajar Aswad dari hujan dan debu. Atap ini terbuat dari kayu dan ditutupi dengan kain. Namun, atap ini dihapus pada tahun 702 H (1303 M), dan Ka’bah kembali menjadi terbuka.

Larangan Melihat ke Atas

Meskipun tidak ada atap, jamaah dilarang melihat ke atas saat berada di dalam Ka’bah. Larangan ini bersumber dari sebuah hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah:

“Janganlah kalian memandang ke atas Ka’bah, karena sesungguhnya di dalamnya terdapat malaikat.” (HR. Tirmidzi)

Hadis ini mengindikasikan bahwa bagian atas Ka’bah merupakan tempat beribadah malaikat. Oleh karena itu, kita dilarang melihat ke atas untuk menjaga kesucian dan menghormati tempat ibadah mereka.

Baca Juga:   Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-Hari

Makna Simbolis

Selain alasan keagamaan, larangan melihat ke atas juga memiliki makna simbolis. Ka’bah adalah simbol persatuan umat Islam. Ketika kita melihat ke atas, kita akan melihat langit yang sama, yang menyatukan kita semua sebagai umat Islam.

Larangan melihat ke atas juga mengingatkan kita untuk fokus pada ibadah dan tidak teralihkan oleh hal-hal duniawi. Kita datang ke Ka’bah untuk beribadah kepada Allah, bukan untuk melihat pemandangan.

Pandangan Ulama

Para ulama berbeda pendapat mengenai apakah larangan melihat ke atas bersifat mutlak atau tidak. Sebagian ulama berpendapat bahwa larangan tersebut hanya berlaku pada saat tawaf dan sai, sementara sebagian lainnya berpendapat bahwa larangan tersebut berlaku setiap saat.

Namun, semua ulama sepakat bahwa melihat ke atas ke arah Ka’bah adalah perbuatan yang tidak dianjurkan dan sebaiknya dihindari. Jika terpaksa harus melihat ke atas, misalnya untuk mengambil sesuatu, ada baiknya kita meminta maaf kepada Allah dan berdoa:

“Ya Allah, aku memohon maaf atas kekurangajarkanku melihat ke atas Ka’bah. Ampunilah aku dan jadikanlah ibadahku diterima.”

FAQ

Q: Apakah bagian atas Ka’bah benar-benar terbuka?
A: Ya, bagian atas Ka’bah terbuka sehingga jamaah dapat melihat langsung ke langit.

Q: Kapan larangan melihat ke atas diberlakukan?
A: Larangan melihat ke atas bersumber dari hadis Nabi Muhammad SAW dan telah diberlakukan sejak zaman Rasulullah.

Q: Apakah larangan melihat ke atas bersifat mutlak?
A: Para ulama berbeda pendapat mengenai hal ini, tetapi sebagian besar sepakat bahwa larangan tersebut berlaku setiap saat.

Q: Apa makna simbolis dari larangan melihat ke atas?
A: Larangan melihat ke atas mengingatkan kita untuk fokus pada ibadah dan tidak teralihkan oleh hal-hal duniawi, serta menyatukan kita sebagai umat Islam.

Baca Juga:   Contoh Program Sederhana Visual Basic 2010 Beserta Codingnya

Q: Apa yang harus dilakukan jika terpaksa melihat ke atas?
A: Jika terpaksa melihat ke atas, ada baiknya kita meminta maaf kepada Allah dan berdoa agar ibadah kita diterima.

Kesimpulan

Larangan melihat ke atas di dalam Ka’bah adalah sebuah aturan yang harus dipatuhi oleh jamaah haji dan umrah. Aturan ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW dan memiliki makna keagamaan dan simbolis yang mendalam. Dengan memahami alasan dan hikmah di balik larangan ini, kita dapat menjalankan ibadah dengan lebih khusyuk dan penuh penghayatan.

Apakah Anda tertarik untuk mengetahui lebih banyak tentang Ka’bah dan larangan melihat ke atas? Jika ya, silakan tinggalkan pertanyaan atau komentar Anda di bawah ini.

Tinggalkan komentar