Yang Mengusulkan Semboyan Bhinneka Tunggal Ika Agar Dijadikan Semboyan Negara Adalah ….

Yang Mengusulkan Semboyan Bhinneka Tunggal Ika Agar Dijadikan Semboyan Negara Adalah ....

Yang Mengusulkan Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Di tengah keragaman suku, agama, dan adat istiadat, Indonesia memiliki semboyan negara yang mengikat persatuan bangsa, yaitu “Bhinneka Tunggal Ika”. Semboyan ini merupakan hasil pemikiran dan usulan seorang tokoh besar dalam sejarah Indonesia, Mpu Tantular.

Mpu Tantular adalah seorang pujangga dan sastrawan yang hidup pada masa Kerajaan Majapahit pada abad ke-14. Ia dikenal sebagai pengarang Kitab Sutasoma, sebuah karya sastra yang banyak memuat ajaran tentang kerukunan dan toleransi.

Semangat Persatuan dalam Sutasoma

Dalam Kitab Sutasoma, Mpu Tantular menulis sebuah bait yang berbunyi, “Bhinneka tunggal ika tan hana dharma mangrwa”. Artinya, “Berbeda-beda tetapi tetap satu, tidak ada perbedaan kasta atau kepercayaan”. Bait ini kemudian diangkat menjadi semboyan negara Indonesia, karena dianggap mencerminkan semangat persatuan dan toleransi yang dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia.

Mpu Tantular percaya bahwa keberagaman adalah kekuatan bangsa. Ia mengajarkan bahwa segala perbedaan yang ada, seperti suku, agama, dan adat istiadat, tidak boleh menjadi penghalang persatuan. Sebaliknya, perbedaan-perbedaan tersebut harus menjadi sumber kekuatan dan saling melengkapi satu sama lain.

Sejarah Semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”

Semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” pertama kali digunakan secara resmi pada lambang negara Indonesia, Garuda Pancasila, yang disahkan pada tahun 1950. Lambang tersebut dirancang oleh Sultan Hamid II dari Kalimantan Barat dan menggambarkan seekor burung garuda yang gagah perkasa dengan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” tertera pada pita yang dipegang oleh cakar garuda.

Baca Juga:   Contoh Naskah Drama Bahasa Bali Untuk 5 Orang Tentang Persahabatan

Semboyan ini terus digunakan hingga saat ini sebagai semboyan negara Indonesia. Ini menjadi pengingat akan pentingnya persatuan dan toleransi dalam menjaga keutuhan bangsa yang beragam. Semboyan ini juga tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yang menyatakan bahwa “Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

Relevansi Semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” di Era Modern

Semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” masih sangat relevan di era modern, di mana dunia semakin terhubung dan beragam. Dalam era globalisasi ini, penting untuk menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dan toleransi untuk mengatasi tantangan global seperti perpecahan, konflik, dan intoleransi.

Semboyan ini mendorong kita untuk merangkul perbedaan, menghargai keragaman, dan bekerja sama untuk kebaikan bersama. Dengan semangat “Bhinneka Tunggal Ika”, kita dapat menciptakan masyarakat yang inklusif, harmonis, dan sejahtera.

Tips Menjaga Persatuan dan Toleransi

Berikut adalah beberapa tips untuk menjaga persatuan dan toleransi dalam masyarakat:

  • Hargai perbedaan: Akui dan hormati perbedaan suku, agama, budaya, dan tradisi.
  • Komunikasi terbuka: Jalin komunikasi yang baik dan terbuka dengan orang lain untuk memahami perspektif yang berbeda.
  • Fokus pada kesamaan: Carilah titik temu dan kesamaan yang mempersatukan kita.
  • Hindari prasangka: Jauhkan diri dari prasangka dan stereotip negatif tentang kelompok lain.
  • Berempati dan peduli: Cobalah untuk memahami perasaan dan pengalaman orang lain.

Dengan menerapkan tips-tips ini, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih inklusif, toleran, dan bersatu.

FAQ tentang Semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”

Beberapa pertanyaan umum tentang semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”:

  • Siapa yang mengusulkan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”?
    Mpu Tantular.
  • Dalam karya apa semboyan tersebut pertama kali ditulis?
    Kitab Sutasoma.
  • Kapan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” resmi digunakan sebagai semboyan negara?
    Pada tahun 1950, pada lambang negara Garuda Pancasila.
  • Apa makna dari semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”?
    Berbeda-beda tetapi tetap satu.
  • Mengapa semboyan ini penting bagi Indonesia?
    Semboyan ini menjadi pengingat akan pentingnya persatuan dan toleransi dalam menjaga keutuhan bangsa yang beragam.
Baca Juga:   Peran Indonesia Di Lingkungan Negara Negara Asean Adalah

Kesimpulan

Semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” adalah warisan berharga dari Mpu Tantular, yang terus menginspirasi persatuan dan toleransi di Indonesia. Di tengah perbedaan yang ada, semboyan ini mengingatkan kita untuk merangkul keragaman dan bekerja sama untuk menciptakan masyarakat yang harmonis dan sejahtera. Dengan menjunjung tinggi nilai-nilai “Bhinneka Tunggal Ika”, kita dapat memperkuat persatuan bangsa dan menghadapi tantangan global dengan penuh percaya diri.

Apakah Anda tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang sejarah dan makna semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”? Bagikan pemikiran Anda di kolom komentar di bawah ini.

Tinggalkan komentar