Contoh Soal Dan Jawaban Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing

Contoh Soal Dan Jawaban Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing

Contoh Soal Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing

Dalam dunia akuntansi, metode harga pokok pesanan digunakan untuk menghitung biaya produksi untuk setiap unit produk yang dihasilkan. Metode full costing dalam pendekatan ini mengalokasikan semua biaya produksi, baik langsung maupun tidak langsung, ke setiap unit produk.

Untuk memahami metode ini secara lebih baik, mari kita lihat beberapa contoh soal dan jawabannya:

Soal 1

CV Maju Bersama memproduksi 1000 unit produk dengan rincian biaya sebagai berikut:

  • Bahan baku langsung: Rp 100.000.000
  • Tenaga kerja langsung: Rp 50.000.000
  • Overhead pabrik variabel: Rp 10.000.000
  • Overhead pabrik tetap: Rp 50.000.000

Hitunglah harga pokok pesanan per unit menggunakan metode full costing.

Jawaban

Tarif overhead pabrik tetap per unit:

Rp 50.000.000 / 1000 unit = Rp 50.000

Harga pokok pesanan per unit:

Bahan baku langsung + Tenaga kerja langsung + Overhead pabrik variabel + Overhead pabrik tetap
= Rp 100.000.000 + Rp 50.000.000 + Rp 10.000.000 + Rp 50.000
= Rp 210.000

Soal 2

PT Jaya Mandiri memiliki daftar biaya sebagai berikut untuk memproduksi 2000 unit produk:

  • Bahan baku langsung: Rp 250.000.000
  • Tenaga kerja langsung: Rp 150.000.000
  • Overhead pabrik variabel: Rp 75.000.000
  • Overhead pabrik tetap: Rp 100.000.000

Jika perusahaan menggunakan metode full costing, hitunglah harga pokok pesanan per unit.

Jawaban

Tarif overhead pabrik tetap per unit:

Rp 100.000.000 / 2000 unit = Rp 50.000

Harga pokok pesanan per unit:

Bahan baku langsung + Tenaga kerja langsung + Overhead pabrik variabel + Overhead pabrik tetap
= Rp 250.000.000 + Rp 150.000.000 + Rp 75.000.000 + Rp 50.000
= Rp 475.000

Tips Pemilihan Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing

Metode harga pokok pesanan full costing mungkin tidak cocok untuk semua bisnis. Berikut adalah beberapa tips untuk mempertimbangkan apakah metode ini tepat untuk Anda:

  • Produksi yang beragam: Metode ini cocok untuk bisnis yang memproduksi berbagai jenis produk dengan biaya yang bervariasi secara signifikan.
  • Jenis biaya produksi: Jika sebagian besar biaya produksi adalah biaya tetap atau overhead, maka metode full costing dapat memberikan gambaran yang lebih akurat tentang biaya per unit.
  • Persyaratan pelaporan: Beberapa standar akuntansi atau peraturan industri mungkin memerlukan penggunaan metode full costing untuk pelaporan keuangan.
Baca Juga:   Jika Sisi Bujur Sangkar Ditambah 20%, Maka Luas Bujur Sangkar Tersebut Meningkat Menjadi…

Tambahan

Untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang metode harga pokok pesanan full costing, berikut adalah beberapa pertanyaan umum (FAQ) dan jawabannya:

Q: Apa perbedaan antara metode full costing dan variable costing?

A: Metode full costing mengalokasikan semua biaya produksi, sedangkan variable costing hanya mengalokasikan biaya variabel.

Q: Apa kelebihan metode full costing?

A: Memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang biaya produksi, dapat digunakan untuk penetapan harga produk, dan memenuhi persyaratan pelaporan keuangan tertentu.

Q: Apa kelemahan metode full costing?

A: Bisa jadi terlalu konservatif, dapat menyembunyikan inefisiensi produksi, dan tidak selalu memberikan gambaran yang jelas tentang biaya per unit untuk pengambilan keputusan.

Kesimpulan

Metode harga pokok pesanan full costing menyediakan cara untuk menghitung biaya produksi per unit, mengalokasikan semua biaya produksi secara akurat dan komprehensif. Dengan memahami metode ini dan mempertimbangkan rekomendasi yang diberikan, Anda dapat membuat keputusan terbaik tentang apakah metode ini sesuai untuk bisnis Anda.

Apakah Anda tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang metode harga pokok pesanan full costing atau aspek akuntansi lainnya? Jangan ragu untuk menjelajahi sumber daya dan artikel bermanfaat kami untuk meningkatkan pengetahuan Anda.

Tinggalkan komentar